pagi menyapa dengan semerbak kepulan kopi khas tana toraja..
dikala mentari berdiri tegak lurus dengan kepala kita, bersaut dengan bising knalpot suara ibukota..
sore tiba, peluh pun tak jua menunjukan bahwa kita seperti mesin pemuta roda..
hari demi hari berjalan, berlalu, beranjak, dan bertumbuh dengan rima yang sama..
monoton mungkin suatu kata yang pas menghakiminya..
A-A-A-A mengapa? hanya kepada-Nya kita bisa bertanya..
No comments:
Post a Comment